Kamu bisa saja menikah dengan orang yang secara emosional sangat dekat dengan orang tuanya, tetapi itu hanya akan menjadi penderitaan bagi kamu. Kamu tidak bisa menikahi orang yang belum dewasa. Orang tua yang terlalu ikut campur, tidak melihat batasan-batasan yang ada. Mereka merasa anak adalah miliknya dan mengontrol sesuka hati. Orang tua ini akan membuat waktu dan energi kamu habis. Bahkan mereka akan menganggap kamu sebagai orang asing dan marah bila kamu merenggut pasanganmu dari tangan mereka.
Dalam ini masalah terbesarnya bukanlah orang tua tersebut, melainkan pasangan kamu sendiri. Jika pasangan kamu dapat mengambil jarak dengan orangtuanya dan menetapkan batas-batas dalam hubungan mereka, maka tidak akan menjadi masalah seberapa besar kedua orang tuanya mencampuri utusan kehidupan kamu berdua. Kamu haruslah menjadi prioritas utamanya. Pernikahan kamu haruslah menempati urutan pertama di atas hubungannya dengan ayah dan ibunya. Untuk itu perlu keterampilan komunikasi bagi pasangan kamu untuk menghadapi orang tua seperti itu. Di antaranya katakan demikian :
1. Saya telah memilih pasangan saya sebagai pasangan seumur hidup saya dan saya mengharapkan Ayah/Ibu memperlakukan dia dengan kehangatan, kasih sayang dan rasa hormat dengan sepenuhnya. Kami adalah suami istri, dan jika Ayah/Ibu mencaci maki atau menyakiti pasangan saya, berarti juga menyakiti saya.
2. Jika Ayah/Ibu tidak bisa bersikap sopan ketika berada di dekat pasangan saya, saya tidak mengharapkan sedikit pun untuk berjumpa dengan Ayah/Ibu. Pilihannya hanya ada 2 : Mengunjungi kami berdua dan memperlakukan kami dengan penuh kasih sayang atau tidak mengunjungi kami sama sekali.
3. Rumah saya adalah milik saya, bukan milik Ayah/Ibu. Jika Ayah/Ibu sempat mampir ke rumah kami Ayah/Ibu tidak berhak memberitahu saya atau pasangan saya bagaimana harus menjalani kehidupan kami, membesarkan anak-anak kami, mengatur perabot-perabot kami dan sebagainya.
4. Ayah/Ibu harus menghormati waktu dan privasi kami. Itu berarti saya tidak ingin Ayah/Ibu menghubungi rumah kami 5 kali dalam sehari, berilah kami ruang. Tapi tentu saja kami akan bersedia membantu bila ada hal-hal yang amat serius.
5. Saya tahu ini mungkin sulit bagi Ayah/Ibu untuk mengerti tapi itulah cara kami mengatur hidup kami sendiri. Saya ingin agar Ayah/Ibu menjadi bagian dari kehidupan saya sepanjang jika Ayah/Ibu bisa menerima pernikahan saya dan menghormati hubungan kami.
Bila kamu belum menikah, pastikan permasalahan ini diselesaikan terlebih dahulu. Sebelum terlanjur dan akan menguras air mata kamu.
Comments
Post a Comment