Ada beberapa kemungkinan
kenapa
pasangan kamu bisa bersikap kejam. Mungkin saja dia pernah dikelabuhi oleh satu
atau kedua orangtuanya atau saudara-saudaranya ketika dia masih kanak-kanak,
khususnya ketika mereka bertengkar. Mungkin saudara-saudaranya sangat menguasai
kehidupannya. Karena sebab itu, berdasarkan pemrograman emosionalnya, pasangan
kamu secara tidak sadar telah memutuskan bahwa, sebagai kekuasaan orang dewasa,
kapan pun dia merasa diserang, atau menerima semacam ancaman, dia harus
bertindak ofensif, seperti anjing yang menggonggong dengan galak untuk
mempertahankan daerah kekuasaan, yang berharap setengah mati bahwa penyerangnya
akan pergi.
Kapanpun kamu mengeritik pasanganmu, atau
mengungkapkan setiap perasaan-perasaan tidak menyenangkan, pasanganmu
menganggap kamu sebagai “musuhnya”. Sangat penting bagi pasanganmu untuk
memahami dua hal :
1. Tindakanya yang melecehkan kamu secara lisan selama pertengkaran
harus dihentikan.
Katakan pada pasanganmu bahwa meskipun kamu mendukungnya untuk
menghilangkan semua kemarahan warisan masa kanak-kanaknya yang telah lama
terpendam, dia tidak bisa serta merta menummpahkan seluruh perasaannya kepada
kamu.
2. Dia perlu mendapatkan pertolongan profesional dalam memahami dan
menyembuhkan kemarahan masa kanak-kanaknya.
Pasangan kamu mungkin membenci dirinya pada
saat-saat ketika dia marah kepada kamu, tetapi tidak tahu bagaimana seharusnya
dia meluapkan perasaan-perasaannya. Desaklah pasangan kamu untuk mencari
seorang terapis yang profesional yang dapat menuntun dalam menghadapi
kemarahannya. Bila dimungkinkan, kamu bisa melakukan sesi terapi bersama-sama.
Semua ini bukanlah sekedar saran
– tetapi komitmen mutlak yang kamu perlukan dari pasangan kau supaya hubungan
bisa terus bertahan. Kekejaman lisan, dalam beberapa hal, lebih menyakitkan
daripada kekejaman fisik. Tetapi jangan menganggap remeh, kedua hal itu
sama-sama berbahayanya.
Comments
Post a Comment