Berapa lamakah waktu yang seharusnya dibutuhkan oleh seorang pasangan untuk membangun sebuah komitmen?
Kamu mungkin merasa berada dalam
satu titik hubungan jangka panjang di mana kamu dan pasangan perlu memperdalam
komitmen satu sama lain atau memilih untuk
berpisah saja. Suatu hubungan perlu berkembang untuk mencapai kelanggengan dan komitmen yang memberikan tujuan dan arah hubungan serta menciptakan suatu tingkat keamanan yang pada akhirnya akan mengantarkan kedua pasangan menuju kebebasan emosional yang sejati.
berpisah saja. Suatu hubungan perlu berkembang untuk mencapai kelanggengan dan komitmen yang memberikan tujuan dan arah hubungan serta menciptakan suatu tingkat keamanan yang pada akhirnya akan mengantarkan kedua pasangan menuju kebebasan emosional yang sejati.
Daripada menyalahkan pasangan
karena selalu “menunda”, marilah kita coba memahami mengapa pasangan kamu
mengatakan suatu kebenaran ketika dia menjawab bahwa dia belum siap membangun
suatu komitmen. Kamu harus menanyakan
pada pasanganmu apa yang dia maksudkan dengan “Aku sedang memikirkannya.” Katakan
pada pasanganmu bagaimana cara dia memikirkannya? Langkah konkret apa yang
sedang dia ambil untuk memikirkannya. Berapa lama waktu yang dibutuhkan? Beberapa
bulan? Satu tahun?
Tidak ada yang salah dalam diri seseorang
yang sedang menghadapi ketakutannya pada komitmen. Ketakutan-ketakutan itu berasal dari suatu tempat, dan jika tidak
dikaji secara serius, akan terpendam selama-lamanya. Ketakutan-ketakutan
biasanya melibatkan juga ketakutan memilih pasangan yang salah, ketakutan akan
berakhir seperti kesalahan orangtuanya, ketakutan akan dilukai atau ketakutan
akan sesuatu yang tidak diketahui.
Berikut ini adalah suatu latihan
yang sangat berguna untuk menghadapi ketakutan-ketakutan tentang komitmen. Kamu
bisa menyarankan pada pasanganmu untuk mencoba latihan ini. Latihan ini terdiri
dari dua bagian, yang keduanya dimaksudkan untuk mengisi bagian lainnya yang
kosong. Pasangan yang menempuh latihan ini hendaknya mengulangi
sekurang-kurangnya sepuluh kali. Bisa dengan cara saling menyuarakan dengan cukup keras atau menuliskannya di kertas.
1.
Aku akan siap menikah bila__________________
Contoh
:
Aku
memiliki rumah sendiri
Aku
memiliki tabungan sebesar Rp. (sebutkan jumlah yang kamu targetkan)
Aku
telah berumur 30 tahun
Aku
tidak pernah merasa dicampakkan pasangan
Aku
memiliki contoh perkawinan yang bahagia
2.
Aku takut jika kita menikah _________________
Contoh
:
Kamu
akan meninggalkanku seperti ibu meninggalkan ayahku
Aku
merasa terjebak selama-lamanya
Aku
tidak akan pernah bisa bersenang-senang lagi
Aku
akan kehilangan kebebasanku untuk menikmati privasiku
Kita
akan berakhir menyedihkan seperti orangtuaku
Kadangkala
latihan ini mengungkapkan suatu masalah yang tidak disadari oleh pasangan (atau
kita) yang berpengaruh terhadap ketakutannya akan suatu komitmen atau
pernikahan. Semoga dia akan memahami dan mau mengatasi ketakutan-ketakutannya
bersamamu sehingga kamu berdua bisa terus menikmati cinta yang semakin mendalam
pada kehidupanmu.
Comments
Post a Comment