Tepatkah bila seorang duda atau janda memulai kencan meski anak-anaknya sekarang sudah besar dan tidak menyetujuinya?
Betapa baiknya orang
tua seperti kamu – mau memikirkan penderitaan anak-anak dan
mendahulukan
perasaan mereka di atas perasaan kamu sendiri. Memang sangat mudah bagi anak
untuk bersikap idealistik secara moral dan menghalangi keinginan orang tuanya
untuk berkencan kembali. Lalu bagaimana dengan kamu? Kamu adalah satu-satunya
orang yang merana seorang diri karena ditinggal mati oleh pasanganmu beberapa tahun silam. Kamu adalah
satu-satunya orang yang mengalami patah hati dan yang dengan segala kesulitan
mencoba mengobatinya. Kamu berhak mengisi sisa hidup dengan penuh kebahagiaan.
Mencintai orang lain
tidak berarti menjauhkan kasih sayangmu kepada pasanganmu yang telah tiada.
Cinta itu justru akan menjadi saksi bagaimana sayangnya mendiang pasanganmu
selama ini dan seberapa besar dia telah berhasil mengajari kamu tentang cinta.
Cobalah
mengatakan perasaanmu kepada anak-anak. Jika mereka mau mendengarkan, ceritakan
penderitaan atau kesepian yang telah kamu alami dalam beberapa tahun terakhir.
Mungkin mereka tidak melihat atau menyadari bagaimana menderitanya perasaanmu.
Katakan kepada mereka betapa kesepiannya hidup tanpa pasangan. Dan tidak
masalah bagaimana reaksi mereka, jangan memutuskan hubungan yang sudah kamu
jalin bila sudah ada pengganti dari pasanganmu yang telah meninggal. Siapa
tahu, kehadiran orang baru itu merupakan kiriman dari mendiang istri/suami kamu.
Mungkin kamu akan memperoleh celaan dari anak-anak. Memang
anak-anak pasti mencintai mendiang pasangan kamu, tapi menghalangi
langkah-langkah kamu untuk mencari kebahagiaan tidak akan menghidupkan orang
yang telah meninggal. Anda tinggal sendirian. Biarkan anak-anak sadar dan membiarkan
kamu mencari kebahagiaanmu sendiri. Dan berterimakasihlah pada Tuhan karena
berkat dan bimbingan-Nya. Kamu telah menemukan pasangan yang akan memberikan
kenyamanan dan persahabatan.
Comments
Post a Comment